Oleh Siti Kiptiyah
Menulis merupakan keterampilan
keempat atau yang terakhir dalam tingkat kemampuan berbahasa. Setelah anak
melalui proses menyimak atau mendengarkan sesuatu, biasanya akan diikuti dengan
aktivitas membaca dan menirukan apa yang diucapkan melalui berbicara. Pada usia
tertentu, setelah alat berpikirnya berkembang maka akan timbul keingintahuannya
tentang lambang-lambang bunyi yang tertera dan tertangkap oleh penglihatannya.
Melalui suatu proses, maka dapatlah dai mengucapkan lambang-lambang tersebut
sesuai dengan bunyinya. Pada tingkatan ini, seorang anak sudah masuk pada
tingkatan menulis. Langkah terakhir yang dilakukan adalah menirukan
lambang-lambang yang terbaca tadi dan tulisan yang sama melalui aktivitas
menulis. Setiap keterampilan itu sangat erat yang berhubungan dengan
proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya
semakin terampil, cerah dan jelas dalam
berbahasa dan juga pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai
dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih berpikir termasuk menulis.
Dalam
evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia, sasaran evaluasi adalah hasil dan
proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang
dapat diubah dari proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagian
siswa mengatakan bahwa menulis itu mudah. Sekali duduk mereka dapat menulis
hingga selesai. Hasil tulisan mereka sangat bagus, tetapi apakah tulisan
itu sudah sesuai dengan kaidah yang yang
berlaku? Sebaliknya, banyak juga siswa yang merasa takut untuk menulis. Segala
angan-angan sulit untuk dituliskan, ide cemerlang yang mereka tuangkan ternyata
bertele-tele, karena menggunakan diksi sehingga kalimatnya tidak terstruktur.
Menurut Mc Crimmon mengatakan bahwa menulis itu merupakan
sebagai suatu proses, menulis itu di lakukan secara bertahap, yaitu perencanaan
tulisan (pra penulis), penulisan, dan revisi. Dengan memperhatikan pendapat tersebut,
dapat dikatakan bahwa mmenulis bukan sesuatu yang tidak mungkin, tetapi untuk
bisa dan berhasil haruslah melalui beberapa tahap. Kesalahan dalam menulis
adalah hal yang wajar dalam pembelajaran tetapi dari kesalahan itu harus
berusaha untuk memperbaikinya. Percuma isi tulisan bagus tetapi kata-katanya
banyak yanng salah. Adapun beberapa kesalahann yang sering ditemui dalam
aktivitas menulis dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kesalahan dalam Keterampilan Menulis
No
|
Jenis kesalaan
|
Contoh
|
1.
|
kesalahan penulisan huruf kapital:
a. Huruf
pertama kata pada awal kalimat
|
a.
Tidak biasanya kami gelisah
menunggu ibu pulang
|
2.
|
Penyingkatan kata yang tidak dibenarkan
|
Yg, tdk, dpt, blm, dlm, u/, hrs,
tsb, dll
|
3.
|
Kesalahan pada tanda bca:
a. Penempatan
tanda baca titik
b. Penempatan
tanda baca koma
c. Tidak
menggunakan tanda baca pada bagian tertentu dalam penulisan surat
|
a. Mulyo
Budi. C, Hikayat Abu Nawas.
b. Kita
harus menjaga sekolah dan tempat-tempat lain dari sampah karena, sampah dapat merusak keindahan
kota.
c. Dengan
hormat (,)
Hari/tanggal:
Sabtu/ 18–Agustus- 2007
|
4.
|
Kesalahan penulisa di dan ke sebagai
imbuhan dan kata depan
|
a. Buku itu
di beli ibu ditoko buku kemarin.
b. Kemarin
kekasihnya berangkat keluar negeri.
|
5.
|
Kesalahan struktur kalimat dalam pengembangan
paragraf
|
Di rumah saya halamannya bersih dan beberapa tanaman
bunga disekitarnya. Setiap hari saya selalu menyiram maka bunga yang saya
tanam subur. Setelah saya siram kadang-kadang saya memandanginya. Kalau
daunnya guguran saya memungutnya dan saya membuangnya ditempat sampah, lalu
aya membakarya.
|
Permasalahan yang dihadapi siswa
dalam menulis banyak yang tidak memahami aturana EYD. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus
twrampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata, akan tetapi
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hal ini merupakan suatu kesulitan berbahasa
yang dialami siswa, adapun
kesalahan-kesalahan yang ditemukan oleh guru dalam penulisan yang
dilakukan oleh siswa menggambarkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih kurang
menuasai mulai dari tannda baca, penulisan kalimat dan kata. Adapun juaga siswa
perlu mendapatkan perhatian yang serius dari guru.
Kesalahan-kesalahan penulisan yang
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia jelas sangat mengganggu
keberhasilan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan itu harus
mendapat penanganan demi tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia
secara maksimal. Kesalahan yang berlanjut tanpa penanganan dari guru sebagai
pengajar maupun pihak lainnya akan menyesatkan kemampuan siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonnesia dan ketentuan kebahasaan yang berlaku akan samar atau tidak
jelas.
Setelah saya melakukan pengamatan
dan wawanvcara maka saya menemukan penyebab munculnya kesalahan menulis bagi
siswa. Pertama kurang pahamnya siswa tentang penulisan huruf kapiatal, kosa
kata, kalimat dan tanda baca. Siswa beranggapan bahwa semua huruf itu sama dan
tanda baca itu tidak terlalu mempengaruhi isi bacaan sehingga ketidak
memgertian siswa. Siswa bukan penghambat atau penghalang dalam menulis dari
sinilah timbul tulisan asal-asalan atau sejadinya saja. Selain itu kekurang
pahaman siswa terhadap tanda baca , huruf dan kurangnya membaca EYD, kedua
bervariasinya bentuk huruf yang dimiliki oleh siswa dalam menulis. Siswa
berloma-lomba untuk mempercantik tulisan yang unik tersebut belum tentu benar
atau sesuai dengan aturan penulisan EYD.
Dengan kurang penekanan penggunaan huruf latin
atau huruf bertkaitan dengan setiap penulisan dalam pengajaran Bahasa
Indonesia. Sebagian besar siswa menggunakan huruf cetak disetiap aktivitas
menulisnya. Penggunaan huruf cetak memang tidak disalakan. Namun, siswa
tersebut kurang menyadari bahwa penggunaan huruf cetak dapat mengakibatka
ketidak konsistensn dalam penempatan huruf besar. Letaknya huruf besar ditengah
ataupun diakhir suatu kata yang tentu saja ini menyalahkan aturan penulisan
Bahasa Indonesia. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi
kesalahan siswa dalam menulis adalah meningkatkan pengetahuan guru Bahasa
Indonesia tentang penulisan yang baik dan benar. Guru adalah faktor penunjang
utama untuk memperbaiki kesalahan penulisan siswa. Bagaimana mungkin penulisan
siswa akan menuju kearah yang benar jika, seorang guru kurang memahami
penulisan yang sesuai kaidah penulisan Bahasa Indonesia. Guru harus memberikan
tugas tambahan yang berhubungan dengan menulis, Guru mengoreksi kesalahan
penulisan siswa, dan jika siswa salah dalam menulis maka, guru harus memberikan
hukuman untuk kesalahan yang terulang lagi, sehingga siswa timbul kesadarann
tentang kesalahannya.
Maka dari itu hendaknya setiap guru
Bahasa Indonesia dan Guru mata pelajaran lainnya secara bersama-sama dan
senantiasa untuk memperhatikan siswa dan memperbaiki tulisan dalam kesalahan
penulisan siswa
Daftar
Pustaka
Tarigan, H. G. 1986. Menulis sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Tarigan, H. G & Tarigan, D. 1990.
Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G & Tarigan, D.
1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Pernah lolos dalam lomba esai bulan bahasa PBSI UTM
2015, juara 3.
0 comments:
Posting Komentar