Senin, 22 Februari 2016

Mengembangkan Keterampilan Menulis dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di SMP


Oleh Siti Kiptiyah

Menulis merupakan keterampilan keempat atau yang terakhir dalam tingkat kemampuan berbahasa. Setelah anak melalui proses menyimak atau mendengarkan sesuatu, biasanya akan diikuti dengan aktivitas membaca dan menirukan apa yang diucapkan melalui berbicara. Pada usia tertentu, setelah alat berpikirnya berkembang maka akan timbul keingintahuannya tentang lambang-lambang bunyi yang tertera dan tertangkap oleh penglihatannya. Melalui suatu proses, maka dapatlah dai mengucapkan lambang-lambang tersebut sesuai dengan bunyinya. Pada tingkatan ini, seorang anak sudah masuk pada tingkatan menulis. Langkah terakhir yang dilakukan adalah menirukan lambang-lambang yang terbaca tadi dan tulisan yang sama melalui aktivitas menulis. Setiap keterampilan itu sangat erat yang berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya semakin terampil, cerah dan jelas  dalam berbahasa dan juga pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih berpikir termasuk menulis.

Dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia, sasaran evaluasi adalah hasil dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang dapat diubah dari proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagian siswa mengatakan bahwa menulis itu mudah. Sekali duduk mereka dapat menulis hingga selesai. Hasil tulisan mereka sangat bagus, tetapi apakah tulisan itu  sudah sesuai dengan kaidah yang yang berlaku? Sebaliknya, banyak juga siswa yang merasa takut untuk menulis. Segala angan-angan sulit untuk dituliskan, ide cemerlang yang mereka tuangkan ternyata bertele-tele, karena menggunakan diksi sehingga kalimatnya tidak terstruktur.

Menurut Mc Crimmon  mengatakan bahwa menulis itu merupakan sebagai suatu proses, menulis itu di lakukan secara bertahap, yaitu perencanaan tulisan (pra penulis), penulisan, dan revisi. Dengan memperhatikan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa mmenulis bukan sesuatu yang tidak mungkin, tetapi untuk bisa dan berhasil haruslah melalui beberapa tahap. Kesalahan dalam menulis adalah hal yang wajar dalam pembelajaran tetapi dari kesalahan itu harus berusaha untuk memperbaikinya. Percuma isi tulisan bagus tetapi kata-katanya banyak yanng salah. Adapun beberapa kesalahann yang sering ditemui dalam aktivitas menulis dapat dilihat pada tabel.
Tabel  Kesalahan dalam Keterampilan Menulis

No
Jenis kesalaan
Contoh
1.
kesalahan penulisan huruf kapital:
a.       Huruf pertama kata pada awal kalimat

a.       Tidak biasanya kami gelisah menunggu ibu pulang
2.
Penyingkatan kata yang tidak dibenarkan
Yg, tdk, dpt, blm, dlm, u/, hrs, tsb, dll
3.
Kesalahan pada tanda bca:
a.       Penempatan tanda baca titik
b.      Penempatan tanda baca koma
c.       Tidak menggunakan tanda baca pada bagian tertentu dalam penulisan surat
a.       Mulyo Budi. C, Hikayat Abu Nawas.
b.      Kita harus menjaga sekolah dan tempat-tempat lain dari sampah karena, sampah dapat merusak keindahan kota.
c.       Dengan hormat (,)
Hari/tanggal: Sabtu/ 18–Agustus- 2007
4.
Kesalahan penulisa di dan ke sebagai imbuhan dan kata depan

a.       Buku itu di beli ibu ditoko buku kemarin.
b.      Kemarin kekasihnya berangkat keluar negeri.
5.
Kesalahan struktur kalimat dalam pengembangan paragraf

Di rumah saya halamannya bersih dan beberapa tanaman bunga disekitarnya. Setiap hari saya selalu menyiram maka bunga yang saya tanam subur. Setelah saya siram kadang-kadang saya memandanginya. Kalau daunnya guguran saya memungutnya dan saya membuangnya ditempat sampah, lalu aya membakarya.
           
Permasalahan yang dihadapi siswa dalam menulis banyak yang tidak memahami aturana EYD. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus twrampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata, akan tetapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hal ini merupakan suatu kesulitan berbahasa yang dialami siswa, adapun  kesalahan-kesalahan yang ditemukan oleh guru dalam penulisan yang dilakukan oleh siswa menggambarkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih kurang menuasai mulai dari tannda baca, penulisan kalimat dan kata. Adapun juaga siswa perlu mendapatkan perhatian yang serius dari guru.

Kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia jelas sangat mengganggu keberhasilan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan itu harus mendapat penanganan demi tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia secara maksimal. Kesalahan yang berlanjut tanpa penanganan dari guru sebagai pengajar maupun pihak lainnya akan menyesatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonnesia dan ketentuan kebahasaan yang berlaku akan samar atau tidak jelas.
  
Setelah saya melakukan pengamatan dan wawanvcara maka saya menemukan penyebab munculnya kesalahan menulis bagi siswa. Pertama kurang pahamnya siswa tentang penulisan huruf kapiatal, kosa kata, kalimat dan tanda baca. Siswa beranggapan bahwa semua huruf itu sama dan tanda baca itu tidak terlalu mempengaruhi isi bacaan sehingga ketidak memgertian siswa. Siswa bukan penghambat atau penghalang dalam menulis dari sinilah timbul tulisan asal-asalan atau sejadinya saja. Selain itu kekurang pahaman siswa terhadap tanda baca , huruf dan kurangnya membaca EYD, kedua bervariasinya bentuk huruf yang dimiliki oleh siswa dalam menulis. Siswa berloma-lomba untuk mempercantik tulisan yang unik tersebut belum tentu benar atau sesuai dengan aturan penulisan EYD.
 Dengan kurang penekanan penggunaan huruf latin atau huruf bertkaitan dengan setiap penulisan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menggunakan huruf cetak disetiap aktivitas menulisnya. Penggunaan huruf cetak memang tidak disalakan. Namun, siswa tersebut kurang menyadari bahwa penggunaan huruf cetak dapat mengakibatka ketidak konsistensn dalam penempatan huruf besar. Letaknya huruf besar ditengah ataupun diakhir suatu kata yang tentu saja ini menyalahkan aturan penulisan Bahasa Indonesia. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi kesalahan siswa dalam menulis adalah meningkatkan pengetahuan guru Bahasa Indonesia tentang penulisan yang baik dan benar. Guru adalah faktor penunjang utama untuk memperbaiki kesalahan penulisan siswa. Bagaimana mungkin penulisan siswa akan menuju kearah yang benar jika, seorang guru kurang memahami penulisan yang sesuai kaidah penulisan Bahasa Indonesia. Guru harus memberikan tugas tambahan yang berhubungan dengan menulis, Guru mengoreksi kesalahan penulisan siswa, dan jika siswa salah dalam menulis maka, guru harus memberikan hukuman untuk kesalahan yang terulang lagi, sehingga siswa timbul kesadarann tentang kesalahannya.
Maka dari itu hendaknya setiap guru Bahasa Indonesia dan Guru mata pelajaran lainnya secara bersama-sama dan senantiasa untuk memperhatikan siswa dan memperbaiki tulisan dalam kesalahan penulisan siswa



Daftar Pustaka
Tarigan, H. G. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.   Bandung:Angkasa.
Tarigan, H. G & Tarigan, D. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G & Tarigan, D. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa


Pernah lolos dalam lomba esai bulan bahasa PBSI UTM 2015, juara 3.


Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Posting Komentar