Cerita ini kumulai dari suatu malam
saat bulan Sabit berbagi sinarnya pada sosok kepala-kepala muda sedang
mondar-mandir mencari jiwa. Malam itu (04 April 2014) koordinator
divisi olahraga dan seni HMP PBSI periode pertama, Shafif K. berembug
mengumpulkan mahasiswa PBSI untuk membentuk komunitas yang dipecah menjadi 4
bidang bakat minat. Dari diskusi lesehan di depan RKB A lahirlah gagasan
membentuk Teater Sabit (bergerak di bidang seni teater), Komunitas Karsa (bergerak
di bidang kepenulisan), Terak Bulen (bergerak di bidang seni tari), dan Topan
(bergerak di bidang olahraga).
Awalnya Karso, tercetus dari Rendi (karso iku opo yo?), mulai dirembugkan lagi oleh Ikhsan, Anggi, Anam,
Leni, Khusnul, Fela, dkk. Dalam diskusi tersebut mereka masih berdebat. Tidak
tahu filosofinya apa. Kepanjangannya apa. Namun malam itu juga harus segera diperoleh
keputusan. Akhirnya diputuskan bahwa teman-teman yang memilih bakat minat
bidang kepenulisan bernama Karsa. Karsa adalah akronim dari karya sastra dan
dipilihlah juga ketua Karsa yaitu Amalia Anggi T.
Seiring berjalannya waktu kami mulai berproses,
meski tertatih-tatih karena kami adalah angkatan pertama di prodi baru. Saat
pelantikan HMP tanggal 05 Juni 2014 Karsa diresmikan. Selama terbentuk, beberapa
proker mulai dijalankan diantaranya ada pelatihan karya tulis ilmiah sekaligus
pengrekrutan anggota tahun 2013-2014 yang selesai dalam satu hari ditutup
dengan acara buka bersama. Lalu di tahun kedua (diklat tahun 2014-2015) diisi dengan dua materi kepenulisan (PKM dan
puisi), malam inagurasi, dan pagi ceria.
Di tahun kedua (2014-2015), juga berjalan beberapa
bedah karya diantaranya ‘Sangkar Kadal’ karya Rendi Teguh (di bedah di teras
sekret FKIP), dan ‘Dengar Nyanyian Senja’ karya Anggun Putri A.M (dibedah di
tepi jalan depan Auditorium)
Meski tinggal beberapa orang saja, komunitas tetap
berjalan tanpa dosen pembimbing tetap (:masih dicari).
Kami komunitas kecil yang ada di prodi PBSI tapi
kami sepakati bersama untuk membuat susunan kepengurusan. Terjadi dua kali
pergantian kepengurusan di periode pertama (Amalia Anggi T.)
Tahun 2015 kami mulai diperkenalkan dengan Bapak
Salamet Wahedi (dipertemukan kepada kami saat menjadi pemateri di diklat kedua
atas permintaan Ibu Hani’ah), seusai itu akan segera dibentuk kru buletin (yang
sudah digadang-gadang jauh hari bersama Mahtum, dkk.).
Berhubung bulan Ramadhan, akhirnya kami mengusung
buletin pertama dengan tema Ramadhan.
Satu September 2015 Volume 1, Edisi 1 buletin Embara
meluncur menyambut kedatangan Maba 2015-2016.
Jika ada yang
bertanya apa itu Embara?, sebenarnya nama embara berasal
dari bahasa Sansekerta yang berarti berkelana. Namun kita ambil filosofi
buletin Embara adalah Komunitas Karsa berkelana dari satu buku ke buku yang
lain dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain. Nama embara didiskusikan di
taman kampus depan RKB D. Ada beberapa nama yang dicetuskan teman-teman
Komunitas Karsa waktu itu, diantaranya ada Prima (bertenaga dalam bekerja),
Purnama (menerangi), Telepati (penyampai pesan dari satu orang ke orang lain),
Gandewa (busur panah Arjuna), dan Embara. Akhirnya melalui proses kontemplasi
(tahajud), esok harinya suara dari hasil voting
terbanyak ada pada Embara.
Tanggal 28
Agustus, pergantian
ketua. Berdasarkan rapat bersama ketua dan anggota aktif saat itu, ditetapkan
Anggun Putri A.M sebagai ketua Komunitas Karsa periode kedua. Ridwan Dinata
(Sekretaris) dan Sadatul Isnayati (Bendahara).
Memang banyak yang bertanya apa itu Karsa. Telah
terjadi beberapa perubahan yang terus didiskusikan juga logo yang sudah sempat tiga
kali ganti. 1. Karsa (Karya Sastra), 2. KARSA (Kreasi Insan Berkarya Sastra),
3. Komunitas Karsa (daya kekuatan makhluk hidup untuk berkehendak).
Periode baru tahun 2015-2016 terdapat empat divisi:
1. Divisi
PPO (Co. Nunung, anggota Afinda, Husna, Rima, Tika)
2. Divisi
Logistik (Co. Nurdin, anggota Uswatun, Yuni, Tia)
3. Divisi
Kominfo (Co. Yanis, anggota Ifa, Kholil, Khusnul, Umi Khulsum)
4. Divisi
Kewirausahaan (Co. Intan, anggota Fela, Fisfi, Ulul)
Komunitas Karsa merupakan laboratorium,
mewadahi mahasiswa PBSI yang ingin berproses dalam bidang karya sastra.
Terdapat beberapa agenda rutinan diantaranya:
1. Tadarusan
buku (Kajian), setiap Senin malam Selasa di Taman Kampus depan RKB C (terbuka
untuk umum, selain pengurus dan anggota Karsa adalah tamu bagi kami).
2. Buletin
Embara (seluruh mahasiswa PBSI dan dosen berkontribusi). Juga sedang ditunggu
untuk menggarap majalah.
3. Baca
koran
Jika kami penat, hiburan bisa datang
dari mana saja. Berpuisi, main musik, makan-makan, jalan-jalan, dll. (mencari
inspirasi).
Begitulah
sekilas sejarah dan profil kami. Karsa! Membaca, menulis, berkarya. Di bawah ini, adalah sedikit perkenalan dari ketua Komunitas Karsa ...
Sajak
Perkenalan
Ada
seorang tua mencerita padaku tentang sebuah bisikan. Komunitas besar, lahir
karena ada diskusi kecil. Satu, dua,
empat, tujuh pemuda yang punya visi misi sama, bergerak serempak mengusung
kesamaan ide. Kawan-kawan lama, kawan-kawan baru berdatangan saling mengisi
kekosongan. Alam sungguh adil menyeleksi kehidupan. Mereka yang bergerak akan hidup.
Bertahan. Berdamai. Lepas dari belenggu-belenggu yang diciptakannya sendiri.
Tak peduli kawan lama ataupun kawan baru.
Tak
perlu susah mencari. Mereka mengisi entah datang dari berbagai sisi. Karena
Tuhan telah menciptakan alam dengan magnet buminya untuk bekerja setiap hari.
Kau bahkan dilema. Mengajak alam bernegoisasi di kamar tetangga. Bahkan kau tak
sanggup mendua. Lagi-lagi kau ajak alam bernegoisasi dengan tetesan air mata.
Ya beginilah cinta dalam cerita kita. Harus ada saling mengalah. Harus ada
saling menguatkan. Kesetiaan dan ketekunan, menjadi sahabat untuk saling
mempertahankan. Bicaralah dengan naluri, kuharap dialah teman sesungguhnya;
tempat menggantungkan diri yang paling mengerti tentang kebutuhan diri. Di
manapun, kita tetap menjadi bagian dari sejarah yang tergores penuh kisah.
Kupersembahkan untuk sahabatku
Komunitas Karsa yang mengajariku banyak hal. (AP)
0 comments:
Posting Komentar