Ibuku
aku saga aku kayu aku batu yang kau kutuk dengan sepuluh alasan tak datang
samping hajatmu dentuman bunyi-bunyi terus merekah dalam gendang jiwaku
kehidupan
penyair adalah misteri kejam yang aku kuak dalam peti pikiranku
Kaulah pemenangnya Jone
dari
mulutmu yang membungkam mulutku itu
Kaulah pemenangnya Jone
bergetar
seluruh napas yang kutata dalam-dalam
angin
yang berbisik tangis kemarau
diam
bisu batu mati waktu aku duduk melawan matamu
Kaulah pemenangnya Jone
pada
itu dendam ataukah gemas menjalari sukmaku
tapi isi dari sukmaku
terus menego
antara bunyi serangga
malam, suaramu menggelayuti kuping yang melongo
Hujan yang kunanti menyimpan dendam diri
pada kata kau
Jone sampai kapan puja
merdunya air
rincih-rincih menentang
ubin menyentuh keningku seperti
siraman-siraman hujan
waktu aku kanak-kanak
Ahh aku ingin kembali pada pangkuanmu
Ibu,
dekap pundakku gembira tenggelam di air susumu
Paduan suara tawa dan alam dunia
Sudah kau pahat tubuhku menjadi puisi
getar melodi
Melodi dalam kata
Kembali pada dirimu
Kau tak bisa mati
Meski entah ke mana kau pergi
Maskam UTM, 010915
0 comments:
Posting Komentar