UTM- Dosen Prodi Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengadakan Sarasehan Bahasa dan Sastra, Kamis siang (15/10) di Aula Auditorium Universitas Trunojoyo Madura. Acara ini merupakan salah satu acara untuk memperingati Bulan Bahasa dan Sastra yang sudah dimulai sejak awal bulan Oktober 2015. Rencananya Bulan Bahasa dan Sastra Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia akan digelar selama sebulan penuh dengan berbagai kegiatan. Acara yang baru dimulai pukul 14.30 WIB ini mewajibkan mahasiswa baru Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk hadir dalam acara tersebut dan mengisi absen yang sudah tersedia. Selain mahasiswa baru acara ini juga dihadiri oleh setiap angkatan yang ingin mengikuti kegiatan sarasehan Bahasa dan Sastra. Dekan Fakulas Ilmu Pendidikan dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga tamu undangan yang merupakan dosen-dosen PBSI juga ikut andil dalam menyukseskan acara tersebut.
Tema kegiatan Sarasehan Bahasa dan Sastra ini adalah
“Pemuda dan Sastra di Tengah Globalisasi” yang dibahas oleh Sulaiman selaku
Dekan FKIP
dan Rendi Teguh Wibowo sebagai ketua angkatan PBSI yang pertama. Acara
sarasehan ini diawalai dengan sambutan dari Kaprodi PBSI, Wachid Khoirul
Ikhwan. Beliau menyatakan bahwa acara ini merupakan rangkaian acara dari Bulan
Bahasa dan Sastra (BBS). Komunitas-komunitas yang berada dalam naungan Prodi
PBSI juga ikut meramaikan acara dengan
penampilan untuk menghibur. Diawali dengan komunitas Terak Bulan, yang
menarikan tarian tradisional Madura
membawa suasana hangat dalam acara tersebut. Acara tersebut dilanjutkan dengan
pembacaan puisi oleh para dosen, yakni dari Ira Fatmawati, Ahmad Jamiul Amil
dan Slamet Wahedi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Sarasehan Bahasa dan
Sastra yang dimoderatori oleh Farid Ryan Amrullah. Rendy sebagai salah satu
pembicara mengawali dengan memberikan kata-kata mutiara dari Sastrawan
Indonesia, Pramudya Ananta
Toer bahwa kita
boleh saja maju dalam bidang apapun namun jika tidak mengetahui sastra maka
kalian hanyalah hewan yang pandai dari
hal tersebut Rendy
menjelaskan bahwa bersastra itu penting sebagai alat untuk perubahan. Dilanjutkan
oleh Pak Sulaiman
yang menjelaskan mengenai peran pemuda masa kini dalam globalisasi. Beliau
menyatakan bahwa pemuda sekarang berbeda jauh dengan pemuda zaman dahulu, kemudian membahas
mengenai sastra yang berpolitik bahwa sastra sebagai alat untuk mengendalikan
kesalahan-kesalahan yang terjadi kemudian diadakan sesi tanya jawab yang
melibatkan pembicara.
Setelah pemaparan dan sesi tanya jawab acara di lanjutkan
dengan penampilan puisi dari mahasiswa dan komunitas Karsa. Fauzi dari kelas 3C
membacakan puisi dengan judul ‘IDA’, pembawaanya membuat para penonton sangat
antusias untuk menyaksikan. Lalu penampilan dari Komunitas Karsa yaitu pembacaan puisi “Membaca Sajak dalam Kepulan Asap”,
mereka persembahkan untuk
saudara yang terkena bencana alam di Riau. Iringan lagu Ebiet G. Ade dengan
judul Berita Kepada Kawan membawa semua penonton hanyut dalam perasaan sedih. Acara
yang selesai pukul 16.45 WIB
diakhiri
oleh puisi yang kembali dibacakan oleh Slamet Wahedi. (nda)
0 comments:
Posting Komentar